Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 Desember 2011

Biarlah Engkau yang Tercantik di Hatiku

Setelah menikah, ada amanah untuk saling menjaga pandangan.
Antara lain untuk menjaga pandangan suami sehingga tidak
memandang dengan perasaan yang besar kecuali terhadap istri.
Sehingga ia tidak mengangankan orang lain kecuali istrinya sendiri. Tidak
menginginkan yang lain kecuali istrinya. Tidak ada yang lebih cantik, kecuali
istrinya.
Jadi, Anda para istri, hendaknya berusaha membuat pandangan mata
suami hanya tertuju kepada diri Anda seorang. Tidak ada kesempatan baginya
untuk memandang yang lain, apalagi sampai membayang-bayangkan, apalagi
lebih dari sekadar membayangkan. Mata suami banyak bergantung kepada
wajah Anda. Jika wajah Anda membawa kesejukan, insya-Allah ia tidak akan
tergerak untuk memalingkan pandangan.
Kesejukan wajah, sungguh tidak berhubungan dengan kecantikan. Bagi
seorang yang belum menikah, kecantikan wajah boleh jadi begitu penting atau
bahkan terpenting, sehingga ada yang menikah atas dasar kecantikan wajah.
Akan tetapi seorang yang sudah menikah, atau seorang yang sudah menghayati
sebuah pernikahan, kecantikan wajah terasa demikian tidak pentingnya.
Kecantikan wajah terletak di urutan nomor kesekian. Jauh lebih penting
daripada kecantikan wajah adalah kesejukan wajah Anda ketika suami
memandang.
Alhasil, hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘alaa alihi wasallam
mengenai seorang istri yang apabila dipandang membuat suami semakin
S
Kado Pernikahan 249
sayang, tidak hanya berlaku bagi mereka yang memiliki kecantikan luar biasa.
Boleh jadi mereka yang menurut penilaian umum sangat tidak cantik, justru
menyimpan keteduhan jiwa yang luar biasa sehingga dapat menghapus
kepenatan psikis dan fisik suami saat datang. Sebaliknya, bisa jadi kecantikan
wajah yang dikenang-kenang dan diangan-angankan sebelum menikah, tampak
demikian membosankan dan melelahkan mata.
Selengkapnya bunyi hadis Nabi Saw. itu berbunyi:
“Tiga kunci kebahagiaan laki-laki adalah istri shalihah yang jika
dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu
merasa aman, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu; kendaraan
yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai
yang penuh kasih-sayang.
Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak
membuatmu bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya, juga
tidak membuatmu merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa menjaga
kehormatan diri dan hartamu; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya
membuatmu lelah dan jika kamu tinggalkan tidak bisa mengantarmu pergi;
dan rumah yang sempit yang tidak kamu temukan kedamaian di dalamnya.”
---
Kecantikan wajah
terletak di nomor kesekian.
Jauh lebih penting daripada kecantikan wajah
adalah kesejukan wajah Anda
ketika suami memandang.

Niat Ketikah Menikah

Sebagian pernikahan menjadi penuh barakah karena niat awal ketika
memutuskan untuk menikah. Al-Idris Asy-Syafi'i menikah semata karena ingin
mendapatkan ridha dari pemilik pohon delima atas apa yang ia makan. Ia bersedia
menikah asal delima yang sudah dimakannya diikhlaskan dan pemiliknya ridha. Maka
ia menikah dengan Fathimah, putri pemilik pohon delima itu. Dari rahim istrinya,
lahir Muhammad bin Idris yang kelak dikenal sebagai Imam Syafi'i karena keutamaan
ilmu dan akhlaknya. Pernikahan Al-Idris melahirkan anak yang sangat penuh
barakah. Sampai sekarang kita masih mengambil ilmu dari apa yang diwariskan oleh
Imam Syafi'i, buah pernikahan Al-Idris dan Fathimah yang diridhai.
Ada contoh lain pernikahan karena menjaga diri dari hal yang meragukan,
semata-mata demi mencapai keselamatan akhirat. Imam Bukhari dalam hadis
shahihnya pernah meriwayatkan sebuah cerita dari Rasulullah.
"Seorang laki-laki," kata Rasulullah Saw., "membeli sebidang tanah dan
menemukan sebuah tempayan berisi emas dalam tanah itu. Katanya kepada si penjual,
'Ambillah emasmu, karena hanya tanah yang saya beli dari engkau dan saya tidak
membeli emas'. Kata yang punya tanah, 'Tanah itu beserta isinya telah saya jual
kepada engkau'. Keduanya lalu minta putusan kepada seseorang. Kata orang itu,
'Adakah kamu berdua mempunyai anak?' Seorang di antara mereka berkata, 'Ya, saya
mempunyai seorang anak laki-laki'. Kata yang seorang lagi, 'Ya, saya mempunyai
seorang anak perempuan'. Kata hakim tadi, 'Kawinkanlah anak perempuan itu dengan
anak laki-laki ini dan belanjailah dengan keduanya dari harta itu dan
bershadaqahlah'." (HR Bukhari dalam shahihnya, hadis No. 1513).

For my life n my heart


Kamu Cantik kalo sedang marah & ngambeg
terlihat Indah jika sedang senyum
begitu Sabar di saat menyebalkan.. ..
tetap Anggun meskipun lelah….

Kamu selalu Ceria di kala menangis….
berusaha Tegar di saat-saat
duka….
Kamu adalah Kehangatan sewaktu
“sekeliling” terasa dingin….
Kamu tetap Indah setelah terbangun
dari tidurmu… .

Kamu mencoba Bijak di tengah dunia
yang sekarat… .
Kamu tetaplah kamu, meski amnesia
menimpa ingatanku… .
Hatikulah yang kan menyimpan segala
Kebaikan dari Cintamu…
Meskipun ajal ini menjemput  diriku lebih dulu
Hanya senyummu terakhir yang ingin kulihat

dan Kamu….
Sangat Istimewa untuk diriku
seumur Hidupku.. ..


For  my life n my heart “Lujjatus Saniyah”

Hati-hati Bawa Hati

Aduh,
susahnya punya hati
letaknya tersembunyi,
tapi geraknya tampak sekali
(he hemm, malu juga diri ini)
Makanya,
lebih baik punya istri
kalau tersenyum ada yang menanggapi
kalau berekspresi ada yang memahami
sikapnya lembut tak bikin keki
kadang malah memuji
"Tuhan tak pernah ingkar janji,
kalau terus menjaga diri,
akan mendapat pendamping yang lurus hati."
Tapi kalau masih sendiri,
hati-hati bawa hati
kalau sibuk mencari perhatian,
kapan kamu mengenal gadis yang bisa menjaga
pandangan?
bagusnya sibuk menyiapkan perbekalan
(maunya sih kutulis memperbaiki iman)
saat-saat tak terbayangkan
Adapun kalau sudah beristri,
jangan lupa mengingatkan
kalau ada yang dilalaikan
tentang perkara yang disyari'atkan
tapi kalau ia memelihara kewajiban
ingat-ingatlah untuk memberi perhatian
jangan menunggu dapat peringatan